Kepemimpinan dalam Islam

Label: ,

Kepimpinan merupakan satu ’seni’ yang mengarah kepada suatu proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa yakni kerana mereka mahu melakukannya.

Kepimpinan yang baik menggerakkan manusia ke arah jangka panjang, yang betul-betul merupakan kepentingan mereka yang terbaik. Arah tersebut boleh bersifat umum, seperti penyebaran Islam ke seluruh dunia, atau khusus seperti mengadakan conference atau persidangan mengenai isu tertentu.

Walau bagaimanapun, cara dan hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang terlibat dalam pengertian jangka panjang yang nyata. Kepimpinan adalah suatu





Pengertian Bahasa Khilafah

Label:

Khilafah menurut makna bahasa merupakan mashdar dari fi’il madhi khalafa, berarti : menggantikan atau menempati tempatnya (Munawwir, 1984:390). Makna khilafah menurut Ibrahim Anis (1972) adalah orang yang datang setelah orang lain lalu menggantikan tempatnya (jaa`a ba’dahu fa-shaara makaanahu) (Al-Mu’jam Al-Wasith, I/251).

Dalam kitab Mu’jam Maqayis Al-Lughah (II/210) dinyatakan, khilafah dikaitkan dengan penggantian karena orang yang kedua datang setelah orang yang pertama dan menggantikan kedudukannya. Menurut Imam Ath-Thabari, makna bahasa inilah yang menjadi alasan mengapa as-sulthan al-a’zham (penguasa besar umat Islam) disebut sebagai khalifah, karena dia menggantikan penguasa sebelumnya, lalu menggantikan




Konsep Leader is a Ladder

Label: , ,

oleh Achmad Zulfikar
FISIPOL , Hubungan Internasional , Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menjadi seorang pemimpin berarti siap untuk memanage dan menjadi koordinator bagi bawahannya . Dalam bahasan kali ini saya akan membahas mengenai seorang pemimpin adalah Leader yang berfungsi sebagai Ladder .

Tentu pembaca sekalian bertanya , apa hubungan antara Leader dan Ladder . Secara arti kata Leader berarti Pemimpin , sedangkan Ladder artinya tangga . Maksudnya adalah , seorang pemimpin akan menjembatani bawahannya atau memfasilitasi bawahannya untuk bisa menjadi pemimpin juga.

Namun , dalam realita yang kita lihat selama ini seorang pemimpin kebanyakan





Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (DSS)

Label: ,

Pemecahan masalah didefinisikan sebagai respon terhadap suatu hal yang berjalan baik maupun berjalan buruk. masalah (problem) merupakan suatu keadaan atau kejadian yang merugikan atau berpotensi akan merugikan bagi perusahaan dengan cara negatif atau sebaliknya, yaitu hal yang menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dalam cara yang positif.

Sedangkan keputusan diartikan sebagai hal atau tindakan yang terpilih dari berbagai usaha yang telah dilakukan.

FASE-FASE PEMECAHAN MASALAH

Menurut Hebert A. Simon, dalam proses pemecahan masalah ada empat aktivitas yang harus dilakukan para manajer dan pengambilan keputusan lainnya, yaitu:
1. Aktivitas kecerdasan. Mencari lingkungan yang kondusif untuk mendadpatkan suatu solusi.
2. Aktivitas desain. Menciptakan, mengembangkan dan menganalisais tindakan-tidakan yang mungkin dilakukan.
3. Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari berbagai kemungkinan yang ada.
4. Aktivitas meninjau ulang. Menilai kembali pilihan atau keputusan yang telah diambil.

KERANGKA KERJA PEMECAHAN MASALAH

Ada dua kerangka yang digunakan dalam pemecahan masalah, yaitu model sistem dan model lingkungan. Model/pendekatan sistem berupa kerangka kerja perusahaan sebagai suatu sistem. Dalam kerangka ini, elemen-elemen penting diidentifikasi, termasuk aliran data, informasi dan keputusan-keputusan yang menghubungkan elemen-elemen tersebut. dalam Proses pemecahan masalah dikelompokkan dalam 3 fase, yaitu:
1. Fase pertama, yaitu fase upaya persiapan
2. Fase kedua, yaitu fase upaya definisi atau penentuan
3. Fase ketiga, yaitu fase upaya solusi
Model lingkungan digunakan untuk dapat memahami lingkungan





Komunikasi Efektif Stephen Covey

Label: ,

Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.

Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun





Atasi Kemiskinan dengan Sistem Islam

Label:

oleh Dirgantara Wicaksono (Bom Bom)
Universitas Negeri Jakarta

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash: 77).

Miskin, menurut Imam Syafi’i dan jumhur ulama, adalah “memiliki sesuatu (penghasilan/pendapatan) tapi tidak mencukupi (kebutuhan pokok)”. Secara sunatullah kemiskinan telah muncul dalam kehidupan manusia. Allah meninggikan rizki sebagian manusia atas sebagian yang lain (QS. 39:53; QS. 29:62; QS. 43:42; QS. 16:71).

Dan secara faktual, Pak A.M. Saefudin pernah membagi kemiskinan sebagai kemiskinan alamiah (natural poverty) dan kemiskinan struktural (stuctural poverty). Yang pertama, terjadi karena misalnya





Konsep Pendidikan Menurut Syed M. Naquib Al-Attas

Label:

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan (terutama Islam) – dengan berbagai coraknya- berorientasi memberikan bekal kepada manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, semestinya pendidikan Islam selalu diperbaharui konsepnya dalam rangka merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis, agar peserta didik dalam pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan hidup setelah mati, tetapi kebahagiaan hidup di dunia juga bisa diraih.
Dalam kenyataannya, di kalangan dunia Islam telah muncul berbagai isu mengenai krisis pendidikan dan problem lain yang amat mendesak untuk dipecahkan Inilah yang menuntut agar selalu dilakukan pembaharuan (modernisasi) dalam hal pendidikan dan segala hal yang terkait dengan kehidupan umat Islam.
Dewasa  ini,  pendidikan  Islam  di  seluruh  dunia  sedang  menghadapi tantangan yang sangat berat seiring dengan datangnya era globalisasi dan informasi. Tidak  dapat  dipungkiri




Tokoh : Syed Naquib Al Attas

Label: ,

Pengantar
Peradaban barat dipengaruhi oleh 2 ide besar yaitu filsafat Yunani dan agama Kristen. Zaman pertengahan di barat sangat kental dengan upaya untuk memberikan suatu landasan filosofis bagi agama Kristen. Hal ini dapat kita lihat bagaimana filsuf-filsuf Kristen memcoba memberikan jawaban atas doktrin-doktrin gereja yang sangat mendominasi segala bidang pada zaman itu.
Beranjak dari itu timbul pertanyaan: mengapa Gereja Kristen merasa perlu untuk memberikan landasan filosofis dalam ajaran mereka?. “Bapa-bapa gereja menemukan bahwa mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis yang tidak punya jawaban yang jelas dalam kitab suci. Bagaimana Yesus menjadi Allah sekaligus manusia?, apa yang menjadi bahan Allah menciptakan dunia, materi yang ada sebelumnya atau ketiadaan? Dan bapa-bapa gereja harus melihat filsafat Yunani untuk menolong mereka”(Smith, Linda; 21-22).
Bapa-bapa gereja yang sangat punya andil dalam hal ini diantaranya Agustinus (354-430 M) yang terinspirasi oleh Neoplatonisme (Mahzab filsafat yang sangat konsen, memberikan tafsir baru dan mencoba meneruskan filsafat Plato dan Ambrosius (seorang Uskup Milan). Dimana ia mencoba untuk mendamaikan antara akal dan iman Kristen. mendekati satu abad setelah Agustinus, lahir Thomas Aquinas ( 1225-1274 M) dengan ajarannya yang terkenal dengan “Lima jalan menuju Tuhan”.
Meskipun gereja Kristen telah berupaya untuk memperkuat dogma-dogmanya dengan cara ini, namun tetap gereja tetap “kaku”. Dan awal dari pecahnya pemberontakkan terhadap ketertutupan gereja adalah ketika Nicollas Copernicus (1473-1543 M) membantah bahwa teori geosentris yang dipegang gereja, yang berujung pada dihukum matinya Bruno (murid Copernicus) karena, menyebarkan ajaran ini (semasa Copernicus hidup ia berwasiat agar pendapatnya tentang Heleosentris tidak dipublikasikan).
Semenjak itulah banyak orang-orang banyak sangat benci dengan Kristen yang terwujud melalui symbol kewenangan-wenangan gereja. Maka berjalanlah antara ilmu pengetahuan dan agama secara sendiri-sendiri. Dan penegasan dari itu diperkuat oleh “cogito ergo sum” Rene Descartes. Sampai hari ini pergulatan itu terus berlanjut.
Sejarah Islam kontemporer mencoba untuk menjawab tantangan “sekularisme” yang terjadi




Strategi dan Metode Pembelajaran Umum

Label:

Tulisan ini sebagai suatu ulasan tidak bermaksud menyajikan materi tentang cara-cara mengajar atau menyajikan materi pembelajaran di kelas, seperti tercermin pada judulnya, tetapi lebih sebagai titik tolak diskusi untuk berbagi pengalaman diantara peserta pelatihan yang terdiri atas para dosen berbagai jurusan di lingkungan Universitas Negeri Jakarta.

Melalui interaksi selama pelatihan masing-masing peserta diharapkan akan memperoleh persepsi yang tepat tentang perbedaan antara strategi pembelajaran dengan metode-metode mengajar umum yang sudah ia pelajari sebagai mahasiswa S1 Pendidikan.

Selanjutnya para peserta pelatihan diharapkan dapat memanfaatkan hasil diskusi selama pelatihan sebagai bahan untuk mengembangkan model-model atau metode mengajar yang lebih





Logika dan Peradaban Islam

Label:

oleh Dirgantara Wicaksono
Universitas Negeri Jakarta

A. Latar Belakang

Dalam khazanah peradaban Islam persolan bahasa dan logika muncul ketika terjadi perdebatan tentang kata dan makna antara Abu sa’id al-Syirafi (893-950 M) dengan Abu Bisyr Matta (870-940 M). menurut sl-Syirafi yang ahli bahasa, kata muncul lebih dahulu daripada makna, dan setiap bahasa lebih merupakan cerminan dari budaya masyarakat masing-masing.

Sebaliknya, menurut Abu Bisyr Matta, makna ada lebih dahulu disbanding kata, begitu pula logika muncul lebih dahulu daripada bahasa. Makna dan logiika inilah yang menentukan kata dan bahasa, bukan sebaliknya.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dapat berinteraksi secara aktif dan melakukan