saat ikhwah merasa tidak dilibatkan dalam dakwah

Label:

Beberapa waktu yang lalu beberapa adik kelas mengeluh karena merasa tidak dilibatkan dalam agenda dakwah, bahkan sebagian merasa kalau para ‘seniornya’ memiliki kecenderung kepada salah seorang ‘kader’.

Sebuah ‘kecemburuan’ yang berpotensi untuk menimbulkan masalah. Bisa jadi karena mereka punya penyakit hati atau bisa jadi juga kesalahan ada pada para seniornya. Sebagaimana karakteristik sebuah permasalahan yang bukan menjadi kesalahan dari satu pihak saja.

Dalam bukunya yang berjudul “yang berjatuhan di jalan dakwah” menyatakan bahwa salah satu faktor terjadinya insilaq seorang al akh/ al ukh adalah kecemburan dan kesalahan pemimpin dalam menempatkan orang baik itu secara individu maupun secara kafaah. Ada kader yang memiliki kafaah luar biasa namun tidak dioptimalkan akhirnya merasa jumud lalu memisahkan diri dari dakwah.


Tentu harus ada evaluasi yang menyeluruh menyikapi permasalahan tersebut karena terkadang permasalahan bukan hanya pada para senior.

Maka hari ini, ikhwah – ikhwah yang pernah mengeluh tidak dilibatkan tersebut sengaja diundang dalam sebuah syuro, namun ternyata, tidak ada satupun yang hadir. Alasannya sudah memiliki agenda masing–masing, konfirmasi-nya pun baru ada setelah di miss call satu – satu. Padahal undangan tersebut disebar dua hari sebelumnya.

Berusaha untuk husnuzhon, beliau – beliau kembali diundang pada acara esok harinya, namun lagi – lagi, mereka izin bahkan kali ini tanpa alasan apapun. Cukup hanya dengan kalimat “ afwan ana gak bisa”.

Jadi sebenarnya siapa yang salah ? kadang kesalahan ada pada diri kita sendiri. Sering tidak hadir syuro dengan berbagai alasan, amanah kampus lah, keperluan keluarga lah, sudah ada agenda lain lan, dan sederet alasan lainnya. Padahal agenda yang dijadikan alasan tersebut tidak penting – penting amat.

Atau ketika diamanahi sesuatu, seringkali menolak karena merasa sudah terlalu banyak amanah yang dibebankan, bahkan kadang baru menjalankan amanah kalau dikasih ongkos/insentif. Sesuai dengan cerita teman liqo ana, beliau diamanahi untuk menjadi koordinator mentoring. Suatu ketika beliau kesulitan mencari pementor sebab banyak ikhwah yang menolak dengan alasan medan sekolah berat serta mereka sendiri sudah banyak amanah. Namun ketika dijelaskan bahwa per pertemuan akan dibayar sekian rupiah, para ikhwah tersebut mengantri bahkan terkesan ‘memohon’ untuk dijadikan mentor di sekolah tersebut.

Dakwah akan terus berjalan, dan dakwah tidak akan menunggu kita sampai kita siap. ketika kita tidak mampu menjalankan amanah, atau terlalu sering menghindari syuro dan menolak dibebani amanah, atau ada setitik ketidak ikhlasan dalam menjalankan amanah secara sunatullah kedudukan kita dalam dakwah akan diambil alih oleh ikhwah yang lebih siap bertadhiyah dan lebih siap berjuang.

Wallohu’alam.


sumber: http://biangla2hati.multiply.com/journal/item/59


by: (Mujahid Misterius)




1 komentar:
gravatar
Anonim mengatakan...
30 April 2011 pukul 12.36  

sabar ya, semoga Allah memudakan antum2 skalian untuk menjalankan amanat yang telah antum semua trima..
jangan pernah menyerah ya..:)

Posting Komentar